Jumat, 12 Oktober 2012

Penjelasan Shorof Secara Garis Besar


                Pengertian Sorof
*Sorof menurut bahasa adalah perubahan
*Sedangkan sorof menurut istilah adalah ilmu yang membahas dari pada perubahan kata dari asal yang satu ke satu kata lainnya.
                Perbedaan ulama tentang awal/asal dari pada sebuah kata
*Menurut ulama Basroh asal kalimat adalah masdar
*Dan menurut ulama Kufah asal kalimat adalah fiil madhi
                BAB I Pembagian fiil
*Fiil yang terbentuk dari huruf asal ( tidak terdapat huruf illat** didalamnya ) terbagi menjadi 2 bagian :
1.Fiil sulasi adalah fiil yang terbentuk dari tiga huruf izaiyah
2.Fiil rubai adalah fiil yang terbentuk dari empat huruf izaiyah
# ket : dalam masing-masing fiil sulasi/rubai tersebut tidak terdapat huruf illat didalamnya
*Dan terbagi pula kepada :
1. Mujarrod adalah fiil sulasi/rubai yang didalamnya sepi dari pada huruf tambahan
2.Majjid adalah fiil sulasi/rubai yang didalamnya terdapat huruf tambahan
                BAB II Sigoht
1.Fiil madhi        : Suatu kata kerja yang menunjukan atas sebuah perkerjaan yang telah lampau/terlewati
2.Fiil modhore  : Suatu kata kerja yang menunjukan atas sebuah pekerjaan yang akan/sedang dilakukan
3.Masdar             : Suatu kata yang tidak terpaut/terikat oleh waktu
4.Isim Fail           : suatu kata yang menunjukan atas pelaku dari sebuah pekerjaan
5.Maf’ul               : Suatu akibat dari sebuah pekerjaan
6.Fiil Amar          : Suatu kata perintah dari sebuah pekerjaan dalam jangka waktu yang dekat
7.Fiil Nahi           : Suatu kata yang menunjukan atas perkara yang tidak boleh dikerjakan
8.Isim Zaman     : Suatu yang menunjukan atas waktu dari pada sebuah pekerjaan
9.Isim Makan     : Suatu yang menunjukan atas tempat dari sebuah pekerjaan
10.Isim Alat        : Suatu yang menunjukan atas alat yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan
                BAB III Bina
*Bina menurut bahasa adalah masdar dari pada kata “bina” atau “ma bina” (pembangun/pembentuk)
*Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang membangu/membentuk dari pada sebuah kalimat
# contoh :  فعل kata disamping terbentuk dari pada tiga huruf izaiyah yaitu “ف” yang dalam kalimat tersebut menjadi “" ف faill dan “ yang menjadi “ fiil dan "ل" yang menjadi "ل" fiil.
*Bina terbagi kepada 8 bagian :
1.Bina Sohih       : Yaitu suatu kata yang selamat atau tidak terdapat didalamnya huruf-huruf ilat
#Contoh              : ضرب
2.Bina Mudo’af : Yaitu kata yang “ل” dan “ع” fiil nya terbentuk dari satu huruf yang sama
#Contoh              : مدّ ا صله مدد         

3.Bina Mahmuz                : Yaitu kata yang salah satu dari tiga hurufnya terbentuk dari “hamzah”
#Contoh              : اً كل disebut Mahmuz fa’I karena “ف” fiil nya terbentuk dari huruf hamzah
                                 ساُ ل disebut Mahmuz ‘aini karena “ع” fiil nya terbentuk dari huruf hamzah
                                  قر أ disebut Mahmuz Lami karena “ل” fiil nya terbentuk dari huruf hamzah
4.Bina Misal       : Yaitu kata yang “ف” fiil nya terbentuk dari huruf illat
#Contoh              : و عد disebut Misal wawi karena “ف” fiil nya terbentuk dari “و
                                 يسر  disebut Misal yai karena “ف” fiil nya terbentuk dari “ي
5.Bina Ajwaf      : Yaitu kata yang “ع” fiil nya terbentuk dari huruf illat
#Contoh              : صان ا صله صو ن disebut Ajwaf alifi karenaعfiil nya terbentuk dari huruf illat yaitu ا
                                 سا ر ا صله سير  disebut Ajwaf yai karena عfiil nya terbentuk dari huruf illat yaitu "ي"
6.Bina Naqis   : Yaitu kata yang fiil nya terbentuk dari huruf illat
#Contoh           : غز ا اصله غزو disebut Naqis wawi karena "ل"  fiil nya terbentuk dari huruf illat yaitu "و"
               سرى اصله سريdisebut Naqis yai karena "ل"  fiil nya terbentuk dari huruf illat yaitu "ي"
7.Bina Lafif Makrun : Yaitu kata yang "ع" dan "ل" fiil nya terbentuk dari pada huruf illat
#Contoh              : سوى
8.Bina Lafif Makruk  : Yaitu kata yang "ف" dan "ل" fiil nya terbentuk dari pada huruf illat
#Contoh              : و قى


**keterangan : Huruf-huruf illat adalah ا  و  ي 

By :
Farhan Agung Ahmadi
5 oktober 2012

Selasa, 09 Oktober 2012

Qoidah i'lal 1 sampai 3

Kaidah I’lal Ke 1 » Wawu/Ya’ diganti Alif
إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ.
Apabila ada Wawu atau Yya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti contoh صَانَ asalnya صَوَنَ , dan بَاعَ asalnya بَيَعَ .
Praktek I’lal :
صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.
غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.
رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (*Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian:
  1. Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh دَعَوُاالْقَوْمَ .
  2. Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
    • Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.
    • Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا.

Kaidah I’lal ke 2 » Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca huruf Wau/Ya’ Bina’ Ajwaf, dipindah pada huruf sebelumnya.
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ عَيْنًا مُتَحَرِّكَةً مِنْ أَجْوَفٍ وَكَانَ مَا قَبْلَهُمَا سَاكِنًا صَحِيْحًا نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا إلىَ مَا قَبْلَهَا, نَحْوُ يَقُوْمُ أَصْلُهُ يَقْوُمُ, يَبِيْعُ أَصْلُهُ يَبْيِعُ.
Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh: يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ dan يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ.
Praktek I’lal:
يَقُوْمُ
يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ ikut pada wazan يَفْعُلُ . harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya, karena wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadiيَقُوْمُ
يَبِيْعُ
يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ ikut pada wazan يَفْعِلُ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya, karena Ya’-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadi يَبِيْعُ
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya’ tersebut dalam Kaidah ini, tidak berlaku apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kan. Contoh:  يَسْوَدُّ


Kaidah I’lal Ke 3 » Wawu/Ya’ dibelakang Alif Zaidah diganti Hamzah, pada Ain Fi’il Isim Fa’il atau akhir Isim Masdar
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ آلِفٍ زَائِدَةٍ أُبْدِلَتَا هَمْزَةً بِشَرْطِ أَنْ تَكُوْنَا عَيْنًا فِيْ اسْمِ الْفَاعِلِ وَطَرَفًا فِيْ مَصْدَرٍ, نَحْوُ صَائِنٌ أَصْلُهُ صَاوِنٌ, سَائِرٌ أَصْلُهُ سَايِرٌ, لِقَاءٌ أَصْلُهُ لِقَايٌ.

Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti hamzah, dengan syarat wau atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il kalimah bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah bentuk masdar. Contoh: صَائِنٌ asalnya صَاوِنٌ
dan سَائِرٌ asalnya سَايِرٌ dan لِقَاءٌ asalnya لِقَايٌ

Praktek I’lal:
صَائِنٌ
صَائِنٌ asalnya صَاوِنٌ ikut pada wazan فَاعِلٌ . wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi صَائِنٌ
سَائِرٌ
سَائِرٌ asalnya سَايِرٌ ikut pada wazan فَاعِلٌ . Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi سَائِرٌ
عَطَاءٌ
عَطَاءٌ asalnya عَطَاوٌ ikut pada wazan فَعَالٌ wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi عَطَاءٌ .
لِقَاءٌ
لِقَاءٌ asalnya لِقَايٌ ikut pada wazan فِعَالٌ Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi لِقَاءٌ .

Jumat, 27 Juli 2012

Meskipun kegelapan dapat menyembunyikan bunga-bunga nan indah dari pandangan kita v aku yakin.,.,.

ia tidak akan pernah bisa menyembunyikan CINTA dari hati ini.,.,.

"ketika cinta membuka mata ku"

#Khalil gibran